Apa Adanya
Pada bagian sebelumnya kita sudah membahas sedikit
tentang realita yang terjadi di masyarakat kan?Nah pada bagian ini kita akan
lebih memperjelas tentang realita-realita tersebut. Seperti kita ketahui,
masing-masing negara di bumi ini memiliki perbedaan dalam cara merayakan tahun
baru.Tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara, terkadang terkait dengan
ritual keagamaan atau kepercayaan mereka, yang tentu saja sangat bertentangan
dengan Islam.Contohnya di Brazil.Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari,
orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih
bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka
di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut
yang terkenal dalam legenda negara Brazil.
Orang Romawipun tak mau ketinggalan, mereka biasa
memberikan hadiah potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian
tahun.Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan
gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil
dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi
menghadap ke belakang).
Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika
mereka makan sisa hidangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari,
mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang
kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi
dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga agama
Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun
Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Yang tambah menyedihkan adalah, pada kenyataannya
sering diantara orang-orang disekeliling kita,tetangga kita,teman-teman
kita,keluarga kita,bahkan mungkin diri kita sendiri terkadang lebih memeriahkan
acara-acara dari barat dibanding dengan hari raya besar kita sendiri selaku
umat muslim, yaitu hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri.Masa sih?Masih nggak
percaya?Pada hari raya Idul Adha misalnya,mungkin ada beberapa orang yang
merasa sayang apabila uangnya di gunakan untuk membeli hewan kurban,padahal ia
mampu untuk membelinya.Namun pada saatnya tahun baru atau ulangtahun misalnya,
dia rela menghabiskan begitu banyak uangnya untuk merayakan hari
tersebut,menyedihkan bukan?!
Jadi sebenarnya apa sih yang harus kita lakukan
dalam merayakan tahun baru ini?Jawabannya adalah tidak ada(!)karena Rasulullah dan para sahabatnya pun
sebenarnya tidak pernah merayakannya.Bagaimana dengan tahun baru Hijriyah,
bolehkah kita merayakannya?Jawabannya tetap tidak boleh, karena dengan
merayakannya berarti kita telah bertasyabbuh atau mengikuti mereka dalam hal
adat dan gaya hidup. Yang sebenarnya harus dilakukan oleh kita kaum muslim
adalah menjadikan tahun ini sebagai motivasi untuk senantiasa merubah diri
menjadi lebih baik.Ibarat membuka buku baru yang masih bersih tanpa sepercik
tinta diatasnya.Jadi berusahalah untuk membuat gambar seindah mungkin di dalam
buku tersebut.Kalau bisa,kurangilah coretan hitam ghibah,riya,dan iri.Juga noda
coklat dusta,malas,dan berbagai perbuatan maksiat.Sehingga yang terlukis disana
adalah gambar indah tanpa sedikitpun noda atau coretan hitam.Mungkin mustahil
membuat buku itu indah tanpa sepercikpun noda hitam di atasnya,tapi paling
tidak, buatlah noda hitam itu sedikiiit mungkin. Agar tidak menutupi
lukisan-lukisan indah yang telah kita buat.
Jangan lupa menjadikan coretan di buku tahun lalu
sebagai pelajaran berharga yang tidak akan kita
ulang kembali pada buku tahun ini.Mau seburuk atau sehitam apapun coretan
itu,kita harus tetap mengingatnya.Bukan sebagai kenangan buruk untuk
membalaskan dendam, melainkan untuk menjadikannya hikmah dan pelangi
terindah kita.Kan seperti yang kita tau,barang siapa yang hari ini lebih baik
dari kemarin maka dialah orang yang beruntung.Teman-teman pasti mau kan jadi
orang yang beruntung?! Pasti mau lah ! ^^
OK !Jadi Ayo kita sama-sama merubah diri menjadi
lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar